Senin, 16 Maret 2015




Artikel Perkerasan Jalan Raya

Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikatan yang digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang biasanya dipakai dalam perkerasan jalan adalah batu pecah, batu belah, batu kali, dam hasil samping pelburan baja. Sedangkan bahan ikatan antara lain semen, aspal dan tanah liat.

pada umumnya, perkerasan jalan tersendiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas, sebagai berikut:
  1. Lapisan Tanah Dasar (Sub Grade)
  2. Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course)
  3. Lapisan Pondasi Atas (Base Course)
  4. Lapisan Permukaan/Penutup (Surface Course)



Sub Grade (Lapisan Tanah Dasar)

Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat perletakan lapis perkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan jalan diatasnya. Menurut spesifikasi, tanah dasar adalah lapisan paling atas dari timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang mempunyai persyaratan tertentu sesuai fungsinya, yaitu yang berkenan dengan kepadatan dan daya dukungnya (CBR).
Lapisa tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya baik, atau tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang distabilisasi dan lain-lain.
Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan atas:
  1. Lapisan tanah dasar, tanah galian.
  2. Lapisan tanah dasar, tanah urugan.
  3. Lapisan tanah dasar, tanah asli.
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar.
  1. Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat beban lalu lintas.
  2. Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat perubah kadar air.
  3. Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya perbedaan sifat-sifat tanah lokasi yang berdekatan atau akibat kesalahan pelaksanaan misalnya kepadatan yang kurang baik.

Subbase Course (Lapisan Pondasi Bawah)

Lapisan pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak diatas lapisan tanah dasar dan diatas lapisan pondasi atas.
Lapisan pondasi bawah ini berfungsi sebagai:
  1. Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ketanah dasar.
  2. Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
  3. Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapisan pondasi atas.
  4. Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda dari alat berat (akibat lemahnya daya dukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan pekerjaan.
  5. Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan.


Base Course (Lapisan Pondasi Atas)

Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang terletak diantara lapis pondasi bawah dan lapis permukaan.
Lapisan pondasi atas ini berfungsi sebagai:

  1. Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda menyebarkan beban ke lapisan bawahnya.
  2. Bantalan terhadap lapisan permukaan.
Bahan-bahan untuk lapis pondasi atas harus cukup kuat dan awet sehingga dapat menahan beban-beban roda.
Dalam penentuan bahan lapis pondasi ini perlu ditimbangkan beberapa hal antara lain, kecukupan bahan setempat, harga, volume pekerjaan dan jarak angkut bahan ke lapangan.


 Surface Course (Lapisan Permukaan/Penutup)

Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan beban roda kendaraan.
Lapisan permukaan ini berfungsi sebagai:
  1. Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda kendaraan.
  2. Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan (lapisaus).
  3. Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh diatasnya tidak meresap kelapisan bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut.
  4. Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat dipikul oleh lapisan dibawahnya.
Apabila diperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup atau lapisaus (wearing course) diatas lapis permukaan tersebut.
Fungsi lapisaus ini adalah sebagai lapisan pelindung bagi lapis permukaan untuk mencegah masuknya air dan untuk memberikan kekesatan (skid resistance) permukaan jalan. Lapisaus tidak diperhitungkan ikut memikul beban lalu lintas.




Terdapat beberapa jenis perkerasan jalan yaitu:
  1. Flexible Pavement (Perkerasan Lentur)
  2. Rigid Pavement (Perkerasan Kaku)
 
Lapisan perkerasan jalan berfungsi untuk menerima beban lalu lintas dan menyebarkannya ke lapisan dibawahnya terus ketanah dasar




 
 Perkerasaan jalan beton atau semen secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga tidak ada) diatas tanah dasar. Dalam konstruksi perkerasan kaku, plat beton sering disebut sebagai lapis pondasi karena dimungkinkan masih adanya lapisan aspal beton diatasnya yang berfungsi sebagai lapis permukaan.
Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan mendestribusikan beban kebidang tanah dasar yang cukup luas sehingga bagian terbesar dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat beton sendiri. Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasn diperoleh dari tebal lapis pondasi bawah, lapis pondasi dan lapis permukaan.
Karena yang paling penting adalah mengetahui kapasitas struktur yang menanggung beban, maka factor yang paling diperhatikan dalam perencanaan tebal perkerasan beton semen adalah kekuatan beton itu sendiri. Adanya beragam kekuatan dari tanah dasar atau pondasi hanya berpengaruh kecil terhadap kapasitas struktural perkerasannya. Lapis pondasi bawah jika digunakan dibawah plat beton karena beberapa pertimbangan, yaitu antara lain untuk menghindari terjadinya pumping, kendali terhadap sistem drainasi, kendali terhadap kembangsusut yang terjadi pada tanah dasar dan untuk menyediakan lantai kerja (working plaform) untuk pekerjaan konstruksi.
Secara lebih spesifik, fungsi dari lapisan pondasi bawah adalah:
  1. Menyediakan lapisan yang seragam, stabil dan permanen.
  2. Menaikan harga modulus reaksi tanah dasar (modulus of sub-grade reaction = k), menjadi modulus reaksi gabungan (modulus of composite reaction).
  3. Mengurangi kemungkinan terjadinya retak-retak pada plat beton.
  4. Menyediakan lantai kerja bagi alat-alat berat selama masa konstruksi.

Jenis-jenis perkerasan jalan beton semen

Berdasarkan adanya sambungan dan tulangan plat beton perkerasan kaku, perkerasan beton semen dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis sebagai berikut :
  1. Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan tanpa tulangan untuk kendali retak.
  2.  Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan dengan tulangan plat untuk kendali retak. Untuk kendali retak digunakan wire mesh diantara siar dan penggunaannya independen terhadap adanya tulangan dowel.
  3. Perkerasan beton bertulang menerus (tanpa sambungan). Tulangan beton terdiri dari baja tulangan dengan prosentasi besi yang relatif cukup banyak (0,02 % dari luas penampang beton).
Pada saat ini, jenis perkerasan beton semen yang populer dan banyak digunakan di negara-negara maju adalah jenis perkerasan beton bertulang menerus.



Perkerasan Komposit

Perkerasan komposit merupakan gabungan konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement) dan lapisan perkerasan lentur (flexible pavement) di atasnya, dimana kedua jenis perkerasan ini bekerja sama dalam memilkul beban lalu lintas. Untuk ini maka perlua ada persyaratan ketebalan perkerasan aspal agar mempunyai kekakuan yang cukup serta dapat mencegah retak refleksi dari perkerasan beton di bawahnya.
Hal ini akan dibahas lebih lanjut di bagian lain.
Konstruksi ini umumnya mempunyai tingkat kenyamanan yang lebih baik bagi pengendara dibandingkan dengan konstruksi perkerasan beton semen sebagai lapis permukaan tanpa aspal.



video pengaspalan jalan


http://desaignercivil.blogspot.com/2009/08/material-dan-pelaksanaan-perkerasan.html
https://civilengineerunsri08.wordpress.com/2009/03/17/jenis-jenis-perkerasan-jalan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar